We might receive a referral fee if you purchase after clicking on one of our website's links. Due to the lack of sponsorships or commercials, it continues to be entirely reader-supported. Appreciate your support!
Liburan kali ini ingin sesuatu yang lain dari biasanya, menyelam adalah ide awal dari rencana ini, namun karena kuerang piawai berenang bagaimana kalau kita menggunakan kapal selam, tentunya ini adalah pengalaman baru.
Kapal selam yang akan kita naikin ini berbentuk mini, yang dikhususkan untuk pariwisata sehingga hanya muat berapa orang untuk berkeliling di sekitar objek wisata bawah laut, jadi jangan dibayangkan akan sebesar kapal selam perang seperti di film-film layar lebar. Meskipun begitu pengalaman yang dirasakan penulis ketika berada didalamnya sunguh berbeda.
Bertualang Dibawah Permukaan Laut
Bulan Desember 2014, penulis tak punya ide mau kemana untuk liburan, rencananya ke Singapura lagi untuk menjelajah pulau sentosa seperti yang sudah direncanakan bersama teman-teman, tapi apa daya, waktunya terlalu sempit agar bisa menyiapkan dana dan kebutuhan selama liburan, akhirnya penulis memutuskan untuk liburan sendiri di Bali, saatnya menikmati keindahan pulau Bali serta daya tarik wisatanya.
Submarine atau kapal selam, sebenarnya sudah lama penulis dengar tentang serunya objek wisata ini, namun masih belum ada kesempatan serta keinginan untuk mencoba, dan menurut pandangan penulis sendiri, masih asik liburan di taman safari atau mungkin rafting bareng dengan teman-teman kantor.
Keindahan alam tanpa melestarikannya hanya akan menunggu waktu untuk punah, ibarat berlian yang harusnya indah karena di gosok tapi dibiarkan tenggelam dalam lumpur.
Pengalaman Seru Tanpa Takut Tenggelam
Akhirnya pada hari Sabtu 20 Desember 2014, penulis coba untuk berpetualang dengan odyssey submarine, kapal selam yang berlokasi di labuan amuk, karang asem. Harapannya, ini akan menjadi pengalaman baru dan seru, bagaimana rasanya menaiki sebuah kapal selam selama kurang lebih 45 menit, apakah seperti naik perahu boat tapi dalam kondisi menyelam, bagaimana caranya bernafas di kedalaman tersebut?
Jam delapan pagi, penulis beserta saudara yang ikut perjalanan ini sudah menunggu mobil jemputan untuk diantar ke lokasi, jarak antara Denpasar menuju Karangasem lumayan jauh sekitar dua jam perjalanan, ini salah satu penyebab mengapa penulis lebih menyukai atraksi wisata yang berdekatan.
Berangkat dengan mobil jemputan pulang pergi, yang akan mengantar kita ke lokasi menyelam, dengan jarak lumayan jauh dari kota Denpasar. Perlu diketahui untuk berkunjung ke objek wisata ini, kita harus memesan terlebih dahulu minimal seminggu dari tanggal penjemputan, dan tidak ada pemesanan langsung ditempat.
Setelah sampai di reservasi office, penulis tinggal menukarkan kode booking yang sudah dikirimkan melalui email dengan ticket. Sambil menunggu kedatangan penumpang lain kita bisa menikmati welcome drink yang membuat badan kembali segar setelah perjalanan jauh. Tidak perlu menunggu lama, penulis di panggil untuk di timbang, tentunya untuk mengetahui berat badan dan menyerahkan e-ticket kita ke petugas reservasi, serta diminta untuk melepaskan alas kaki di tempat penitipan yang sudah disediakan.
Sampai disini penulis bertanya-tanya, selanjutnya kita akan kemana, dan mengapa harus mencopot alas kaki segala. Ternyata setelah melepaskan alas kak, para penumpang diantar menuju pantai, dijemput dengan perahu untuk di bawa ke tengah laut, menuju kapal selam yang sedang parkir. Perjalanan menuju lokasi kapal selam sesaat lumayan menghibur, selain pemandangan alamnya yang indah, penulis juga bisa melihat ada atraksi water sport yang juga tersedia disana.
Penulis diberikan kesempatan untuk berfoto bersama kru dan penumpang sebelum memasuki kapal selam, dan selama di dalam kapal selam, penumpang boleh melepas jaket penyelamat, sehingga bisa leluasa memandang kedalaman laut beserta ikannya, melalui jendela yang sudah disiapkan lambung kapal selam.
Setelah puas berkeliling dengan kapal selam, yang kira-kira memakan waktu 45 menit akhirnya penumpang diantar kembali ke darat dan menikmati makan siang ala prasmanan, penulis jamin pembaca akan puas dengan menunya, karena memang bener-benar enak .
Penilaian Penulis Mengenai Objek wisata ini
Setiap objek wisata pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan mengenai pengelolaannya, bisa jadi lokasi yang cukup jauh untuk dicapai oleh pengunjung, pelayanan yang buruk oleh karyawan atau hal-hal lain yang membuat pengunjung untuk tidak kembali atau merekomendasikannya.
Kelebihan ataraksi ini:
- Pengalaman seru menyelam dengan kapal selam.
- Alam karang asem yang indah.
- Makanan dan welcome drink lumayan enak.
Kekurangan Ataraksi ini:
- Diskriminasi terhadap wisatawan lokal
- Pemandangan bawah laut masih kurang bervariasi
- Cukup jauh untuk dicapai dari Denpasar
Menurut penulis sendiri, objek wisata ini cukup menjanjikan apabila dikelola dengan lebih profesional, dengan mengurangi nilai- nilai negatif yang penulis rasakan sebagai wisatawan lokal, yang harga tiketnya mungkin cuma setengah dari harga tiket wisatawan asing.
Serunya Menyelam Dengan Kapal Selam
Pembangunan dan pengembangan objek wisata tidak bisa diserahkan begitu saja ke tangan swasta, sementara pemerintah hanya sebagai instansi pemungut pajak tidak lebih. Dibutuhkan peran serta pemerintah untuk menyediakan transportasi, untuk memudahkan pengunjung mencapai lokasi objek wisata dengan lebih cepat, sehingga kedepannya mampu menciptakan lokasi-lokasi pariwisata baru yang berdekatan.
Pemandangan bawah laut yang indah tentunya akan memberikan pengalaman baru, terutama melihat ada sisa-sisa kapal yang karang disana. Ya itulah perjalanan liburan yang menarik, meskipun penulis sendiri merasa masih kurang puas dengan atraksi wisata yang disuguhkan disana.