We might receive a referral fee if you purchase after clicking on one of our website's links. Due to the lack of sponsorships or commercials, it continues to be entirely reader-supported. Appreciate your support!
Moda transportasi untuk bisa keluar masuk bandara Ngurah Rai masih tergolong terbatas untuk ukuran bandara di kelas internasional. Transportasi satu-satunya adalah taxi bandara atau menggunakan transportasi pribadi.
Taxi online memang masih masih menjadi sebuah polemik, kemudahan akses melalui smartphone, membuat bisnis transportasi mengalami gejolak dan penolakan dimana-mana, namun apakah itu akan diteruskan, sedangkan dunia dan masyarakatnya perlu berkembang ke arah yang lebih baik bukan mensejahterakan golongan.
Masyarakat juga berhak mendapatkan transportasi yang murah dan mudah dijangkau, ketidakmampuan pemerintah menyediakan transportasi murah dan tepat waktu, membuat masyarakat berupaya sendiri untuk mendapatkan transportasi pribadi untuk mempermudah kegiatan sehari-hari tidak bisa dipungkiri.
Saya yang Mendadak dapat undangan untuk acara gathering, bersama teman-teman grup penulis online, yang acaranya akan diadakan di Jakarta dalam waktu 3 hari ini, spontan segera mengurus tiket pergi-pulang dan untungnya, akomodasi sudah dipersiapkan oleh pihak panitia di Jakarta.
Hampir semua tiket penerbangan pada hari tersebut habis terjual, kecuali Maskapai pemerintah yang berbiaya mahal, masih menyisakan beberapa tempat duduknya dan menjadi pilihan akhir, karena selain takut kehabisan dan kami tidak bisa membeli tiket untuk pergi-pulang, karena ada teman kami yang harus pulang lebih awal, dari waktu yang sudah di jadwalkan.
Taxi Penyelamat Traveler Pemula
Maklum penulis sendiri, belum pernah sekalipun saya ke Jakarta, padahal merupakan ibu kota negara, yang notabene membuat semua orang ingin datang kesana. Kami tidak tahu menggunakan moda transportasi apa yang bisa digunakan, dari bandara Soekarno-Hatta ke hotel lokasi gathering, karena di pikiran kami hanya ingin mendapatkan transportasi yang aman dan murah, dan menggunakan taxi bandara adalah alternatif terakhir, dan apabila masih tidak ada alternatif lain dan kita harus banyak transit dijalan, seperti melanjutkan dengan menggunakan transportasi Bus atau Kereta api.
Kenapa kami begitu khawatir dengan transportasi dari bandara, ke luar bandara di bandingkan dengan, transportasi dari luar bandara ke bandara. Hal ini seperti yang sudah saya sampaikan diatas, kehadiran taxi online sempat menjadi polemik di dunia transportasi, karena berimbas pada menurunnya penggunaan taxi biasa.
Taxi Bandara VS Taxi Online
Namun sekarang taxi online sudah diperbolehkan masuk area bandara, yang tentunya mempermudah kami menuju lokasi gathering, dengan lebih cepat tanpa khawatir biaya mahal karena bisa langsung ditampilkan di aplikasi, sehingga tidak ada lagi namanya argo kuda. Sudah bukan rahasia lagi taxi bandara terkenal sangat mahal, yang bisa mencapai kisaran dua kali perjalanan pulang pergi, untuk sekali jalan.
Begitu juga ketika kembali ke Bali, saya tidak menyangka kalau taxi online sudah boleh masuk ke area bandara, meskipun kondisinya seperti suami istri yang sedang bertengkar, menjaga jarak dengan taxi non online, karena sebelumnya sempat kami cari infonya di internet, namun sepertinya masih belum ada yang membahas keberadaan taxi online di bandara.
Dengan menggunakan aplikasi, kami bisa langsung memesan taxi online setelah pesawat mendarat di bandara Soekarno-Hatta, dan selanjutnya segera akan diarahkan ke lokasi penjemputan oleh pihak/ pengemudi taxi online, begitu juga sebaliknya saat tiba di bandara Ngurah Rai-Bali.
Alasan Penumpang Memilih Menggunakan Taxi Online Dari Bandara
Daya tarik taxi online berkisar pada tiga keunggulannya, yaitu harga, standar kualitas dan kenyamanan. Hal itu berbeda ketika menggunakan taxi offline, meskipun tidak semua pengemudi selalu memberikan pelayanan buruk.
1. Harga
Harga yang relatif lebih murah dari taxi biasa, tentunya sangat diminati oleh penumpang, sehingga tidak takut terjebak oleh argo kuda dan pengemudi tidak memaksakan untuk diberikan tip oleh penumpang, meskipun begitu penumpang masih bisa menambahkan sendiri nantinya melalui aplikasi, selain itu pengemudi tidak bisa memaksa penumpang, untuk memberikannya. Hal ini membuat transparansi biaya yang menguntungkan kedua belah pihak.
2. Kualitas
Taxi online cenderung lebih bersih, lebih baru dan berbau lebih aromaterapi daripada bau pewangi toilet, aplikasi memotivasi pengemudi untuk terus, menjaga mobil mereka dalam kondisi serta pelayanan yang baik. Penilaian pengemudi bisa disertakan ketika memberikan ulasan, tentang bagaimana kerja driver, apakah kasar seperti preman atau sebaliknya ramah seperti pegawai hotel hal ini akan memberikan point tersendiri dari pihak perusahaan taxi online ke drivernya.
3. Kenyamanan
Proses pembayaran yang mudah dan bebas stress, demikian juga dengan aplikasinya, mampu membebaskan penumpang dari proses pemesanan yang panjang, ini bisa membuat frustasi ketika memesan taxi. Kemampuan aplikasi untuk menangani semua rincian ini, langsung dari ponsel penumpang yang terbukti mampu menghemat waktu, dan mengurangi rasa jengkel.
Tiga point tersebut diatas, mampu memberikan jaminan kepada penumpang untuk menggunakan layanan taxi berbasis aplikasi atau yang trennya di panggil taxi online tersebut.
Akhir Kata Tentang Taxi Online
Keterbatasan angkutan umum, yang seharusnya sudah dipikirkan dan disediakan oleh pemerintah sebagai dampak perkembangan masyarakat yang pesat, dirasakan masih sangat jauh dari harapan penerapan UU Transportasi No.14 th 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Sehingga masyarakat harus mampu untuk swadaya, atau menyewa kendaraan agar bisa beraktivitas dengan lancar. Hal ini akan sulit bila masyarakat dipaksakan hanya menggunakan angkutan umum, apalagi yang masih belum berintegrasi dengan aplikasi. Mau tidak mau perusahan taxi yang sudah ada harus peka, mengikuti perkembangan teknologi dan keinginan konsumen atau mereka akan jatuh tertinggal.