We might receive a referral fee if you purchase after clicking on one of our website's links. Due to the lack of sponsorships or commercials, it continues to be entirely reader-supported. Appreciate your support!
Semua orang pasti tidak nyaman dengan keringat yang berlebih, terutama dalam kondisi yang sedang tidak berolahraga. Pandangan saya mengenai keringat berlebih adalah, disebabkan oleh faktor panik atau stress, benarkah demikian?
Keringat, meskipun saya bukan jenis orang yang bermasalah dengan keringat berlebih, namun saudara laki-laki saya sebaliknya. Dia sangat bermasalah dan tentunya berdampak pada kehidupan saya yang menjadi terganggu.
Biasanya saya hanya memanfaatkan pendingin ruangan, ketika cuaca yang sedang begitu panas di Bali. Namun, alternatif lainnya, saya lebih menyukai penyejuk udara atau air cooler hanya untuk sekedar mendinginkan kamar yang tidak terlalu lebar.
Sekarang bisa dibayangkan, bagaimana tinggal satu ruangan dengan seseorang yang selalu merasa hidup di dalam sauna. Pendingin ruangan mungkin menjadi alternatif untuk dia, sementara saya bermasalah dengan suhu yang begitu dingin, ini yang akhirnya menjadi pertanyaan pada diri sendiri, mengapa saya kurang berkeringat sedangkan saudara saya sebaliknya, ini jawaban yang saya dapatkan.
Keringat, Darimana Asalnya?
Tubuh kita berkeringat karena membutuhkan pendinginan, (itu sebabnya perenang tidak berkeringat meskipun hal itu melelahkan). Keringat itu sendiri mengandung sebagian besar air, klorida, protein, gula, amoniak, urea, dan juga beberapa unsur logam, yang keluar ke permukaan kulit kita ketika dipicu oleh kelenjar hipotalamus, yang ada di otak kita.
Selain kelenjar hipotalamus, juga ada dua jenis kelenjar keringat di tubuh yang juga ikut bertanggung jawab. Kelenjar ekrin, ada di seluruh kulit, yang akan merespons ketika berolahraga dan panas. Kelenjar apokrin, sebagian besar berada di ketiak dan pangkal paha, yang merespons kegembiraan, saraf, dan emosi.
Berkeringat hanya akan efektif dalam mengatur suhu tubuh jika dibiarkan menempel dan menguap sendiri di kulit, namun (dengan kata lain, mengelapnya atau membiarkan menetes ke lantai adalah membuang usaha pendinginan yang dilakukan oleh keringat.)
Peran Penting Genetika
Genetika berperan lumayan banyak, meskipun ada penelitian tentang subjek yang sangat terbatas. Sebuah studi tahun 2002 pasien dengan kondisi hiperhidrosis (atau, keringat berlebih), menunjukkan bahwa ada pengaruh genetika bagi mereka yang menderita kelainan ini. Dengan kata lain, kita harus berterima kasih kepada kedua orang tua kita, karena masalah keringatnya ikut menurun.
Selain itu, ada juga beberapa bukti bahwa di daerah, dimana kita dibesarkan (iklimnya) mungkin juga berperan. Kita semua dilahirkan dengan jumlah kelenjar keringat yang kira-kira sama. Namun, selama dua tahun pertama sebagai bayi, beberapa kelenjar tidak pernah menjadi aktif dan ini menyesuaikan berdasarkan kebutuhan.
Bila tumbuh besar di daerah yang beriklim panas, Anda akan mengaktifkan lebih banyak kelenjar, dan dengan demikian sebaliknya bagi mereka yang lahir di daerah yang beriklim sejuk atau dingin.
Kesimpulan
Jadi sudah jelas bahwa selain dipacu oleh faktor genetika, keringat berlebih juga bisa terpicu oleh iklim dari lingkungan sekitar. Mengelap keringat hanya akan membuat usaha pendinginan yang dilakukan oleh kulit akan menjadi sia-sia, biarkan mengering dengan sendirinya.