Hewan peliharan bagaimanapun bentuk fisiknya, mampu menciptakan ikatan, yang kuat terhadap pemiliknya. Xiaoming adalah landak mini jantan, hadiah kepada saudara saya, agar tidak merasa sedih lagi, setelah kehilangan Aying, landak miniku.
Xiaoming adalah seekor landak mini albino, berusia empat tahun, memiliki sifat yang bisa dibilang cukup mandiri. Ceritanya ketika masih di penangkaran, bahkan belum genap dua bulan, ia sudah tidak menyusu lagi kepada induknya. Mungkin ini juga sebagai penyebab, postur badanya tidak bisa besar seperti landak kebanyakan, disisi lain saya beranggapan bahwa, kemungkinan dia tidak mau membesar dan ingin terus terlihat imut.
“Selamat jalan Doming, senyum dan sifat manjamu akan selalu melekat di hatiku. Semoga kebersamaan kita selama ini, mampu membuatmu bahagia”
– Memories Xiaoming 25-04-2018 / 03-05-2022
Sekilas Tentang Xiaoming
Landak kecilku ini bernama Xiaoming, namun sering kami panggil dengan nama Doming. Dia jenis landak yang sangat ceria dan suka melarikan diri dari kandangnya yang juga kecil. Selalu menunggu kami pulang kerja dengan duduk di depan pintu, dengan badan penuh debu dari hasil menyusup bawah kabinet. Dengan badan yang penuh debu, dia meminta untuk dibersihkan agar bisa segera tidur diranjang, ya benar, tidur seranjang dengan kami.
Pernah suatu hari hampir terinjak karena suasana gelap, dan dia menunggu di depan pintu masuk, untungnya tidak ada yang terluka. Waktu memang cepat berlalu namun Xiaming tetap polos dan manja kesehariannya, tetap berusaha menahan lapar, agar bisa tidur terus bersama kita di ranjang, tentunya dengan menggunakan alas tidur kucing.
Xiaoming mulai Sakit
Xiaoming bukanlah jenis landak yang sakit-sakitan, meskipun badanya kecil. Meskipun sering dibully oleh anak-anaknya yang berbadan besar, di tetap tidak peduli selama diperbolehkan tidur diranjang. Tiga bulan sebelum meninggal, Xiaoming sudah menunjukan gejala kurang sehat, yang dulu bisanya masih aktif main, mulai terlihat lemas, dan selalu minta tidur di atas ranjang. Tidak mampu untuk mengontrol pup maupun kencingnya lagi, sehingga harus sering kita bersihkan badannya.
Meskipun dalam kondisi lemah, namun masih sering diajak bercanda dan berfoto dengan pose-pose lucunya, tapi melihat kondisi badanya mulai terus melemah, sehingga kita jarang untuk mengganggunya, sebaliknya terus mengelusnya agar bisa tertidur.
Tujuh hari menjelang kepergiannya, mendadak dia mulai jarang makan dan hanya banyak minum, sehingga sering disuapin agar perutnya tidak kosong. Tiga hari selanjutnya Xiaoming mengalami mencret berwarna hijau, kami beranggapan mungkin karena stress namun, sepertinya dia juga tidak bisa mengontrol pupnya lagi. Sebagai langkah antisipasi, kami memberikan lactobacillus dan air infus untuk menghentikan mencret nya juga agar ia tidak dehidrasi.
Hari ke enam doming sudah mulai membaik, lebih tepatnya dia yang berusaha terlihat baik, pup nya sudah tidak lagi hijau dan tidur seperti biasanya, namun waktu sore hari mulai terlihat nafasnya tersengal-sengal. Yang biasanya tidur harus ditutupi kain kepalanya, kini sepertinya minta untuk di elus sampai tertidur.
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, nafasnya sudah mulai panjang pendek dan mulutnya seperti tercekik, kami berusaha menggendongnya dan mengelus badanya agar bisa kembali bernafas normal, yang akhirnya ia menghembuskan nafasnya yang terakhir di pelukan saya. Kami cukup sedih dengan kepergiannya, namun kini lebih tabah dan tidak terlarut dalam kesedihan.
Tanggal 3-05-2022 genap sudah empat tahun Doming menemani kita dalam keseharian, keimutannya dan selalu polos dalam segala hal membuat kita menyayanginya seperti juga kepada Momo istrinya. Xiaoming meninggalkan dua ekor anak landak yang sudah mulai besar, sebagai teman dalam perjalanan kehidupan kita, sehingga dia bisa ikhlas untuk pergi.
Sifat Doming
Manja dan Polos dalam segala hal adalah sifatnya, mungkin karena kita merasa kasihan, karena sejak dari kecil sudah tidak disayangi oleh induknya. Membuat kita memanjakan dia dan memperbolehkan tidur seranjang.
Meskipun tidur diranjang dia tidak terbiasa untuk pipis maupun pup sembarangan, kalau lapar dan haus pasti akan membangunkan salah satu dari kita, untuk dikembalikan ke kandangnya, dan itu harus ditungguin sampai selesai, kalau tidak dia akan merujuk.
Doming tidak pernah bermasalah dengan makanan, apapun yang diberikan pasti akan dimakan, namun sebanyak apapun makannya tubuhnya tidak pernah bisa besar. Tidak pernah sakit selama kami rawat, kecuali tujuh hari menjelang kepergiannya.
Kremasi Si Doming
Berhubung kami tinggal di tempat kos dan tidak ada lokasi untuk menguburnya, maka kami memperlakukan jasad Doming seperti Momo untuk diberikan ritual Kremasi. Sehingga kita bisa selalu membawa abunya bersama kita, bila nanti pindah kos lagi. Mungkin ini penghormatan terakhir yang bisa di berikan untuk landak tersayang kami.
Akhir kata
Hubungan antara pemilik dan hewan peliharaan memang tidak bisa diterka, bagi mereka kita adalah segalanya, sedangkan kadang pemiliki hewan peliharaan masih mampu untuk menggantinya bila bosan. Bagi Kami Doming adalah bagian dari keluarga, berhak mendapatkan tempat yang baik bahkan setelah meninggal.